Date Released : 14 August 2009
Quality : BRRip
Info : imdb.com/title/tt1136608
Lihat : Trailer
Starring : Sharlto Copley, Nathalie Boltt
Genre : Action |Drama |Sci-Fi |Thriller
Download File [446MB-mkv]
Download Subtitle English
Warning: This Review is For Humans Only. No Prawns Allowed
District 9 adalah film sci-fi underdog tahun ini. Siapa sangka di balik dua nama dan franchise besar Transformers: Revenge of the Fallen dan Terminator Salvation justru District 9 lah yang nyaris menjadi film sci-fi terbaik tahun ini (kalau ada yang penasaran apa yang terbaik menurut saya, jawabannya masih Star Trek). Bagi saya pribadi segalanya tentang District 9 memiliki sentuhan orisinilnya sendiri. Sebelum saya berlanjut memuji-muji film ini, mungkin ada beberapa pihak yang heran karena baru mendengar apa itu District 9… jadi apa sih sebenarnya District 9 itu?
Sebelumnya sutradara Neill Blomkamp dan produser Peter Jackson hendak menyutradarai film adaptasi dari game trademarknya 360: Halo. Sayangnya karena satu dan lain hal ijin untuk menyutradarai Halo kemudian dibatalkan. Mungkin petaka kemudian berubah menjadi kesempatan karena Blomkamp yang sebelumnya hanya dikenal menggarap film pendek Alive in Joburg (dengan durasi hanya enam menit) kemudian mengambil unsur-unsur dari film lamanya itu dan mengubahnya menjadi District 9. Dengan bintang relatif tidak terkenal, budget film bisa ditekan serendah mungkin hanya pada kisaran angka 30 Juta USD. Menariknya, Blomkamp juga mengajak aktor yang berperan di Alive in Joburg – Sharlto Copley – untuk menjadi bintang utama di District 9.
Sutradara dan bintang yang sama-sama tidak terkenal dan kini menggarap sebuah film sci-fi biasanya merupakan resep sukses bencana. Untungnya tidak. Malahan, District 9 jauh hari sebelum perilisannya sudah mendapatkan pujian dari kritik dan perhatian dari publik semenjak dipublikasikan secara massal di San Diego Comic Convention. Antisipasi publik terus terbangun dan hasilnya adalah sukses luar biasa bagi film underdog ini. Saat artikel ini saya tulis, District 9 dengan gagah mantap mengeruk dollar menembus angka 100 Juta USD. Sukses besar!
Ketika sebuah pesawat alien misterius berhenti di kota Johannesburg, seluruh dunia tercengang. Kekagetan itu berubah menjadi rasa penasaran ketika pesawat para alien terus tertutup dan tidak terdapat reaksi dari para alien untuk mengontak manusia. Akhirnya para manusia memutuskan untuk membuka paksa pesawat tersebut dan menemukan bahwa kebanyakan para alien yang kemudian dinamai ‘prawn’ itu tidak terorganisir dan tidak terurus. Mereka kemudian ditaruh di sebuah distrik di Johannesburg. Tidak makan waktu lama sebelum distrik tersebut kemudian menjadi daerah kumuh dan dinamai District 9.
Setelah hampir 20 tahun lamanya tinggal di tempat tersebut, sebuah perusahaan bernama MNU ingin menggusur tempat tinggal para prawn ke tempat baru. Mengingat hampir semua prawn antara primitif atau kasar, mereka dipaksa menyetujui atau ditembak mati. Hanya satu prawn yang berontak dengan cara yang lebih cerdas, prawn yang diberi identitas Christopher Johnson. Salah seorang agen MNU bernama Wikus van de Merwe menyita barang dari Christopher Johnson dan tanpa sengaja menyemprotkannya pada wajahnya. Sejak itu hidup dari Wikus berubah untuk selamanya…
Saya rasa dari ceritanya saja District 9 sudah berhasil mengambil sudut yang tidak biasa. Alien prawn dalam film ini tidak melulu digambarkan dengan klise dua jenis Alien Hollywood (yang satu berusaha menghancurkan dunia ala Independence Day sementara yang satu berusaha menelepon rumah ala ET). District 9 berhasil mengambil jalan tengah yang realistis di mana para prawn tidak hendak menginvasi manusia tetapi tidak berarti juga mereka hidup dengan damai beserta para manusia. Konsep ini menarik karena sebenarnya merupakan metafora dari diskriminasi apartheid yang diselipkan oleh Blomkamp. Saya juga suka pengambilan gaya gambarnya yang dinamis. Dengan kamera bergoyang dan pengambilan cerita ala acara dokumenter, District 9 bisa mengangkat berbagai sudut pandang. Untungnya saja Blomkamp tidak kemudian memaksa diri untuk terus mengarahkan kamera mengikuti Wikus (ala Cloverfield) tetapi menggunakan perpindahan kamera terus asal sesuai dengan cerita (kadang juga menyelipkan ‘wawancara’ untuk memberi penjelasan adegan-adegan tertentu di film).
Film ini merupakan one man shownya Sharlto Copley. Gila. Penampilan Copley benar-benar luar biasa. Walau tidak sampai taraf Oscar tetapi bagaimana ia membawa diri sebagai sosok Wikus yang kebingungan akan apa yang terjadi pada dirinya layak mendapat salut. Yang lebih membuat saya kagum adalah District 9 merupakan film layar lebar pertama yang dibintangi oleh Copley! Sekali lagi… Gila!
District 9 tidak bisa dibilang sempurna. Ada beberapa plot hole yang kentara ketika saya menontonnya untuk kali pertama (saya berencana menontonnya lagi untuk mencari tahu siapa tahu ada bagian yang keliru saya mengerti) tetapi kesalahan-kesalahan kecil itu lewat bila saya membandingkannya dengan pencapaiannya yang brilian. Pun film ini bukan film sejuta umat, hanya saja, bila kamu penggemar film sci-fi yang cerdas, District 9 adalah keharusan yang tak boleh terlewatkan.
Source : http://tukangreview.com/2009/09/01/district-9/
No comments:
Post a Comment